Saturday, August 26, 2017

Laporan Injeksi Camphora Oleosa

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Sterilisasi adalah suatu cara untuk inaktivasi / eliminasi mikroorganisme hidup termauk spora. Pembuatan sediaan farmasi secara steril ini dimaksudkan untuk sediaan yang dipakai pada organ manusia yang sensitif. Seperti mata, pembuluh darah, telinga, dll. Dalam sterilisasi ada berbagai jenis metode yang digunakan. Ada yang secara fisika pemanasan, radiasi, filtrasi) dan juga secara kimia (dengan menggunakan gas). Dalam metode pemanasan sendiri, ada dua cara yang dapat digunakan, yaitu secara panas lembap dan panas kering.

Camphora diformulasikan sebagai larutan dalam minyak dengan cara penggunaan subkutan atau intramuskular injeksi sebagai stimulan sistem peredaran darah dan pernapasan tetapi hanya ada sedikit bukti dari keuntungan pemakaian tersebut.


B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat membuat sediaan injeksi Camphora Oleosa dengan benar dan tepat serta dapat menentukan evaluasi yang tepat untuk sediaan injeksi.

2. Membantu memberikan pengetahuan tentang alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.

3. Membantu memberikan informasi tentang tata cara penggunaan serta sterilisasi alat dan pemakaian bahan.

4. Membantu mahasiswa dalam praktikum steril secara Na steril.



C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara-cara sterilisasi alat dan bahan?

2. Bagaimana cara praktikum steril secara Na steril?

3. Bagaimana formulasi dari injeksi Camphora Oleosa?

4. Bagaimana cara mengemas injeksi Camphora Oleosa ke dalam vial?

5. Bagaimana cara evaluasi sediaan injeksi Camphora Oleosa?


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


A. Teori

1. Pengertian Injeksi

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. (FI III hal 13)

Injeksi (obat suntik) adalah sediaan steril bebas pirogen yang dimaksudkan untuk diberikan secara parenteral. Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsi, atau mensuspensikan sejumlah obat kedalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat kedalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda. (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi hal 399)

Menurut Ansel edisi ke 4 hal 399.Obat suntik di definisikan secara luas sebagai sediaan steril bebas pirogen yang dimaksudkan untuk diberikan secara parental.

Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, injeksi adalah injeksi yang dikemas dalam wadah 100 mL atau kurang.Umumnya hanya larutan obat dalam air yang bisa diberikan secara intravena. Suspensi tidak bisa diberikan karena berbahaya yang dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah kapiler.(FI.IV.1995)

Sediaan minyak untuk membuat sediaan injeksi ini: Minyak: Olea neutralisata ad injectionem.

Setiap farmakope mencantumkan jenis minyak tumbuhan (nabati) yang berbeda beda. Minyak kacang (oleum arachidis), minyak zaitun (oleum olivarum), minyak mendel, minyak bunga matahari, minyak kedelai, minyak biji kapuk, dan minyak wijen (oleum sesami). Adalah beberapa jenis minyak yang sering digunakan sebagai pembawa injeksi. Minyak harus netral secara fisiologis, dan dapat diterima oleh tubuh dengan baik. Persyaratan untuk ini adalah tingkat kemurnian yang tinggi dan menunjukkan bilangan asam dan bilangan peroksida yang rendah. Sebelum memakainya, kita netralkan minyak minyak dari asam lemak bebas melalui pengocokan dengan etanol supaya tidak merangsang. Pemakaiannya secara intravena tidak dimungkinkan karena tidak tercampurkannya dengan serum darah dan dapat menyebabkan terjadinya emboli paru paru. Oleh karena itu, penggunaannya hanya ditunjukkan untuk preparat injeksi intramuscular dan subcutan. Larutan atau suspense minyak mempunyai waktu kerja lama (depo) sering sampai 1 bulan penyerapan obat dan membebaskan bahan aktifnya secara lambat.

Minyak setelah disterilkan disebut Olea netralisata ad injectionem

2. Syarat-syarat obat suntik

(Menurut Moh.Anief dalam buku Ilmu Meracik Obat) adalah

a. Aman, tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan / efek toksik.

b. Harus jernih, tidak ada partikel padat, kecuali yang berbentuk suspense.

c. Tidak berwarna, kecuali bila memang obatnya berwarna.

d. Sedapat mungkin isohidris, pH injeksi harus sama dengan pH tubuh agar bila diinfeksikan ke tubuh tidak terasa sakit dan penyerapan obat dapat optimal.

e. Sedapat mungkin isotons, tekanan osmosis larutan harus sama dengan tekanan osmosis darah dan cairan tubuh agar tidak sakit bila diinfeksi.

f. Harus steril

g. Bebas pirogen.



3. Penggolongan

Menurut Cara penyuntikannya, terbagi menjadi 9 yaitu:

a. Injeksi intrakutan atau intradermal (i.c)

Biasanya berupa larutan atau suspense dalam air, volume yang disuntikkan sedikit (0,1-0,2 ml). digunakan untuk tujuan diagnose. Biasanya yang digunakan adalah ekstrak alergenik.

b. Injeksi subkutan atau hipoderma (s.c)

Umumnya larutan isotonus, jumlah larutan yang disuntikkan tidak lebih dari 1 ml. disuntikkan kedalam jaringan dibawah kulit kedalam “alveola”. Larutan harus sedapat mungkin isotonus, sedang Ph sebaiknya netral, dimaksudkan untuk mengurangi iritasi jaringan dan mencegah kemungkinan terjadinya nekrosis (mengendornya kulit).

c. Injeksi intramuskulus (i.m)

Merupakan larutan atau suspense dalam air atau minyak atau emulsi. Disuntikkan masuk otot daging dan volume sedapat mungkin tidak lebih dari 4 ml.

d. Injeksi intravenous (i.v)

Merupakan larutan, dapat mengandung cairan yang tidak menimbulkan iritasi yang dapat bercampur dengan air, volume 1 ml sampai 10 ml. larutan ini biasanya isotonus atau hipertonus. Bila larutan hipertonus maka disuntikkan perlahan-lahan. Jika larutan yang diberikan banyak umumnya lebih dari 10 ml disebut infuse, larutan diusahakan supaya isotonus dan diberikan dengan kecepatan 50 tetes tiap menitd dan lebih baik pada suhu badan.

Emulsi minyak-air dapat diberikan, asal ukuran butiran minyak cukup kecil (emulsi mikro). Bentuk suspense atau emulsi makro tidak boleh diberikan melalui intravena.

Larutan injeksi intravena, harus jernih betul bebas dari endapan atau partikel padat, karena dapat menyumbat kapiler dan menye babkan kematian.

Penggunaan injeksi intravenous diperukan bila dikehendaki efek sistemik yang cepat, Karena larutan injeksi masuk langsung kedalam sirkulasi sistemik melalui vena perifer.

e. Injeksi intraarterium (i.a)

Umumnya berupa larutan, dapat mengandung cairan non iritan yang dapat bercampur dengan air, volume yang disuntikkan 1 ml samapai 10 ml dan digunakan bila diperlukan efek obat yang segera dalam daerah perifer. Injeksi intraarterium tidak boleh mengandung bakterisida.

f. Injeksi intrakor atau intrakardial (i.k.d)

Berupa larutan, hanya digunakan untuk keadaan gawat dan disuntikkan kedalam otot jantung atau ventrikulus. Injeksi ini tidak boleh mengandung bakterisida.

g. Injeksi intratekal (i.t), intraspinal, intradural

Berupa larutan harus isotonus, sebab sirkulasi cairan cerebropintal adalah lambat, meskipun larutan anestetika sumsum tulang belakang sering hipertonus. Larutan harus benar-benar steril, bersih sebab jaringan syaraf daerah anatomi disini sangat peka. Injeksi disuntikkan kedalam saluran sumsum- tulang belakang (antara 3-4 atau 5-6 lumba vertebra) yang ada cairan cerebrospinal.

h. Injeksi intratikulus

Berupa larutan atau suspense dalam air yang disuntikkan kedalam cairan sendi dalam rongga sendi.

i. Injeksi subkonjungtiva

Berupa larutan atau suspense dalam air yang untuk injeksi selaput lender mata bawah, umumnya tidak lebih dari 1 ml.

j. Injeksi yang digunakan lain :

1) Intraperitoneal (i.p), disuntikkan langsung kedalam rongga perut, penyerapan cepat, bahaya infeksi besar dan jarang dipakai.

2) Peridural (p.d), ekstra dural, disuntikkan kedalam ruang epidural, terletak diatas durameter, lapisan penutup terluar dari otak dan sumsum tulang belakang.

3) Intrasisternal (i.s), disuntikkan kedalam saluran sumsum tulang belakang pada otak

Dalam hal ini Inj. Camphora disuntikkan dengan cara intramuscular (i.m).Pemberian secara intramuskular digunakan untuk menyuntikkan sejumlah obat. Obat disuntikkan kedalam jaringan otot yang umumnya dilakukan di otot bokong atau paha. Volume suntikkan intramuskular umumnya dari 2ml sampai 20ml dapat disuntikkan kedalam otot dada, sedangkan volume yang lebih kecil disuntukkan kedalam otot otot lain.


4. Prinsip Kerja

Menurut Prinsip Kerjanya, sediaan injeksi steril dapat dibuat dengan 2 cara, yaitu:

1. Na-Steril (sterilisasi akhir), yaitu Cara kerja yang dilakukan dengan penyeterilan dilakukan di akhir proses pencampuran. Hal ini biasa dilakukan pada bahan obat yang tahan pemanasan. Alat yang digunakan dicuci bersih dan bahan obat baru disterilkan pada akhir proses pembuatan dengan wadah yang sudah tertutup rapat dan siap dikemas

2. Aseptis yaitu Cara kerja yang dilakukan untuk mencegah sedapat mungkin agar mikroba tidak masuk. Dalam hal ini mikroba tidak dimusnahkan. Cara kerja ini digunakan untuk obat-obatan yang sama sekali tidak tahan pemanasan. Semua alat yang digunakan dalam prinsip ini harus steril, obat yang dapat disterilkan harus disterilkan lebih dahulu. Ruang kerja yang digunakan harus bersih (steril), sedapat mungkin pekerja menggunakan pakaian steril karena kemungkinan paling banyak mengkontaminasi terletak pada pekerja, terutama tangan dan nafasnya.



Dalam hal ini, Inj. Camphora Oleosa dibuat dengan cara Na-Steril, karena bahan obat yang digunakan tahan terhadap pemanasan.

Vial untuk wadah sediaan injeksi dosis ganbda, terbuat dari kaca, warna jernih dan coklat, dengan penutup karet dan dilengkapi segel alumunium. 

BAB III

Pembahasan


A. Preformulasi

1. Zat Aktif

a. Kamfer

Kamfer diperoleh dari Cinnamomum camphora (L.) Nees et Ebermayer atau dibuat secara sintetik

Pemerian : Hablur butir atau massa hablur; tidak berwarna atau putih; bau khas, tajam; rasa pedas dan aromatik.

Kelarutan : Larut dalam 700 bagian air, dalam 1 bagian etanol (95%) P, dalam 0,25 bagian kloroform P; sangat mudah larut dalam eter P; mudah larut dalam minyak lemak.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk

Khasiat : Antiiritan

Literatur : FI III hal. 130

2. Zat Tambahan

a. Olea Olivae

Minyak zaitun adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan dingin biji masak Olea europaea L.

Pemerian : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan; bau lemah, tidak tengik; rasa khas. Pada suhu rendah sebgian atau seluruhnya membeku.

Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P.

Literatur : FI III hal. 458


B. Formulasi

Injeksi Camphorae Oleosa 3 vial 10 ml (Wattimena hal.26)

Resep Kamfer 10%
R/ Kamfer 10

Minyak zaitun netral untuk injeksi ad 100 ml

Formulasi yang dibuat:

Injeksi Camphorae Oleosa

Kamfer 10%

R/ Kamfer 1

Minyak zaitun netral untuk injeksi ad 10 ml


Keterangan:

· Wadah : vial 10 ml

· Sterilisasi : Oven 150oC selama 1 jam

· C.P : i.m (Intra Muscular) atau s.c (subkutan)

· Prinsip : Na Steril

KR :

OTT :

Usul :

1. Alat-alat gelas (beaker glass, vial) dianggap steril

2. Bahan obat (Kamfer dan Minyak zaitun netral untuk injeksi) dianggap steril

3. Vial dianggap terlindungi dari cahaya


1. Perhitungan

Vial yang akan dibuat sebanyak 3 vial @10 ml

V = (n x v’) + (2x3)

= (3 x 10,3) ml + 6

= 30,9 + 6 = 36,9 ml ~ 37 ml



Bahan:

1. Camphora :

2. Minyak Zaitun netral pro injeksi ad 37 ml



2. Penimbangan

Penimbangan Formula

1. Camphora 3,7 g

2. Minyak zaitun netral pro injeksi ad 37 ml



3. Cara Pembuatan

1. Siapkan dan bersihkan alat.

2. Siapkan bahan obat.

3. Timbang Kamfer di kaca arloji.

4. Kalibrasi beaker glass ad 37 ml dan vial ad 10 ml

5. Masukkan Kanfer dalam lumping, gerus ad halus

6. Tambahkan Minyak zaitun netral pro injeksi sambil diaduk

7. Masukkan ke dalam vial masing-masing 10 ml, tutup vial dengan tutup karet dan tutup alumunium

8. Sterilisasi di dalam oven selama 1 jam dalam suhu 150oC


Sterilisasi alat dan bahan

No

Alat dan Bahan

Sterilisasi

Literatur

Waktu

Mulai

Akhir

1

Spatel logam, pinset logam, batang pengaduk, kaca arloji

Flambir

20 detik

Watt I : 45

Dianggap

Steril


2

Gelas ukur, pipet, corong, tutup alumunium

Autoklaf 121°

15 menit

Watt I : 77

Dianggap

Steril


3

Vial, beaker glass

Oven 170°

30 menit

Watt I : 139

Dianggap

Steril


4

Karet pipet dan karet tutup botol

Direbus

30 menit

Watt I : 53

Dianggap

Steril


5

Stamfer + Mortir

Bakar dengan

alkohol 95%

Watt 1 : 63

Dilaksanakan


6

Larutan obat dalam vial

Oven 150°

1 jam

Martindale 28 : 1300

10.20

11.20



4. Etiket & Wadah

a. Wadah : Vial 10 ml

b. Etiket : Biru (Intrmuscular injection atau subcutan injection)

c. Kemasan : Vial dimasukkan ke dalam dus

d. Dosis : s.c injection = 0,5 – 2 ml / hari (Martindale 28th edition)

i.m injection = 2 ml – 10 ml / hari (Wattimena Hal : 27) 


BAB IV

KESIMPULAN

Injeksi Camphora merupakan injeksi yang dibuat dengan prinsip Na Steril karena zat yang digunakan tahan dengan pemanasan. Injeksi Camphora menggunakan zat pembawa minyak yaitu minyak zaitun netral pro injeksi. Disterilkan dengan pemanasan kering dalam oven pada suhu 150oC selama 1 jam. Injeksi Camphora disuntikkan dengan cara intramuscular (i.m) atau subkutan (s.c). Pemberian secara intramuskular atau subkutan digunakan untuk menyuntikkan sejumlah obat. Secara intramuskular, obat disuntikkan pada jaringan otot yang umumnya dilakukan di otot bokong atau paha. Secara subkutan, obat disuntikkan pada jaringan adiposa di bawah kulit yaitu pada permukaan terluar dari lengan atau paha.

BAB V

LAMPIRAN 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Farmakope Indonesia edisi III. 1979. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim, Famakope Indonesia edisi IV. 1995. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indoesia.

Martindale, The Extra Pharmacopeia Twenty-eight Edition. 1982. London: The Parmaceutical Press.

Ansel, C.Howard, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. 2008. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Agoes, Goeswien, Sediaan Farmasi Steril. 2009. Bandung: Penerbit ITB.

Tim Penyusun. Buku Pedoman Praktikum Formulasi Sediaan Steril. 2010. Jakarta: Politeknik Kesehatan Kementrian Jakarta II.

Wattimena, J.R, Drs, M.Sc. 1968. Dasar – dasar Pembuatan dan Resep – resep Obat Suntik. Bandung: Tarate Bandung.

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

Laporan Injeksi Camphora Oleosa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sterilisasi adalah suatu cara untuk inaktivasi / eliminasi mikroorganisme hidup termauk spora. Pembuat...

Total Pageviews